Sepucuk Surat Dari Kamp Wanita Abu Ghraib

"...mereka melarang kami menegakkan sholat, dan mereka juga mempreteli
pakaian kami serta melarang kami mengenakannya, " ujar tahanan wanita yang
dipenjara AS


Hidayatullah.com--Kisah memilukan dari penjara Abu Ghraib seakan tidak
pernah berhenti. Belum pudar dalam ingatan kita tentang kekejaman dan
kebiadaban di luar batas kemanusiaan yang di lakukan oleh serdadu Amerika
dan Inggris dan para sekutunya terhadap para tawanan. Sekarang ini ada
lagi berita memilukan yang berasal dari kamp wanita Abu Ghraib.

Tragedi memilukan itu terungkap memalui surat yang di kirimkan oleh salah
seorang tawanan yang ada di penjara tersebut. Seperti yang kami nukil dari
Al-mukhtasar.com (18/12/2004).

Isi surat yang di mulai dengan bismillah dan di lanjutkan dengan surat
Al-Ikhlas itu detailnya sebagai berikut ;

"...Saya memilih surat yang mulia ini ( Surat Al Ikhlas) dari kitab Allah,
karena surat ini memberikan pengaruh yang sangat besar pada diriku dan
juga anda. Yaitu pengaruh khusus yang sangat menakjubkan terhadap hati
orang orang yang beriman.

Saudara saudaraku para mujahidin di jalan Allah…..apa yang mesti ku
katakan kepadamu??

Haruskah ku katakan kepada mu; bahwa perut perut kami telah di penuhi oleh
anak anak zina yang berasal dari para serdadu keturunan monyet dan babi.
…., ataukah akan ku katakan; mereka telah mengerayangi tubuh kami, juga
meludahi muka dan merobek robek lembaran lembaran mushaf yang ada di dada
kami?

Allahu Akbar…..!!! Tidakkah terpikirkan oleh anda sama sekali keadaan
kami, ataukah anda sama sekali tidak tahu perihal kami?

Kami adalah saudari saudari anda dan Allah pasti akan menanyai dan
menghisab anda pada hari esok (di padang mahsyar)

Demi Allah, tidak ada satu malampun yang kami lalui di penjara, kecuali
para serdadu keturunan kera dan babi itu pasti ada bersama kami. Mereka
menyiksa dan memperkosa kami di sebabkan kami menolak ajakan mereka untuk
berbuat zina, karena takut kepada Allah.

Bertaqwalah kepada Allah…… Bunuhlah dan hancurkanlah kami bersama mereka,
dan janganlah anda membiarkan kami jadi permainan mereka.

Takutlah anda kepada Allah atas apa yang menimpa kami. Tinggalkanlah tank
tank dan pesawat mereka yang ada di luar sana dan arahkanlah senjata anda
kepada kami di sini ( Penjara Abu Ghraib ).

Saya (Fatimah) adalah saudara perempuan anda karena Allah. Mereka
memperlakukan saya sungguh sangat tidak manusiawi, tidak kurang dari 9
(sembilan ) kali mereka memperkosa saya dalam satu hari. Apakah anda tidak
berfikir ?

Coba anda bayangkan seandainya kejadian seperti ini memimpa saudara
perempuan kandung anda, apa yang akan anda lakukan…?

Saya adalah saudara perempuan anda karena Allah. Bersama saya sekarang ini
ada 13 ( tiga belas) orang anak gadis, dan mereka semuanya telah di
perkosa dengan cara yang biadab oleh para serdadu di bawah tatapan mata
orang ramai.

Mereka melarang kami menegakkan sholat, dan mereka juga mempreteli pakaian
kami serta melarang kami mengenakannya.

Saya menulis surat ini kepada anda, tidak lama setelah teman saya
meninggal dunia akibat bunuh diri, dengan jalan membenturkan kepalanya ke
dinding. Hal itu terjadi, karena ia tidak kuat menanggung derita sehabis
di perkosa dan di pukul bagian dada dan pahanya dengan cara yang amat keji
dan tidak terkirakan oleh seorang serdadu.

Meskipun Islam mengharamkan bunuh diri akan tetapi wanita tersebut ada
udzurnya dan saya memohon kepada Allah agar berkenan mengampunkannya,
karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Saudara saudaraku, Saya sampaikan kepada anda sekali lagi. Bertaqwalah
kepada Allah dan bunuhlah kami bersama mereka agar kami bisa lepas dari
segala siksaan ini.

Wa Mu`tasamah……..wa Mu`tasamah…………

Demikian isi surat yang di tulis oleh Fatimah. Suratnya berakhir, akan
tetapi penderitaan dia dan para muslimat lainnya entah kapan akan
berakhir.

Dan perlu juga untuk di ketahui, bahwasanya perempuan ini (Fatimah) adalah
adik dari seorang mujahidin yang amat terkenal di wilayah Abu Ghraib dan
berasal dari keluarga yang alim.

Pasukan Amerika sudah berkali kali berusaha untuk menangkap mujahidin ini
, dan selalu saja berakhir dengan kegagalan, lalu dengan cara yang amat
licik pasukan penjajah (serdadu Amerika) menangkap si adik dan mengancam
sang kakak agar menyerahkan diri.

Ironis memang... Meskipun berbagai pelangaran dan pemerkosaan yang di
lakukan oleh pasukan penjajah dan di bantu oleh polisi beserta pasukan
keamanan Iraq kerap dan berulang kali terjadi, bahkan seluruh dunia
mengecam apa yang mereka lakukan, masih saja ada orang orang yang mengaku
dirinya sebagai orang alim dan da`i memfatwakan agar berhenti berperang,
karena saat ini perang itu merupakan fitnah.

Lebih tragis lagi, dia bahkan meminta rakyat Iraq agar sudi menerima
usulan dari pemerintah Alawy (boneka Penjajah) untuk kembali membangun
Irak, karena apa yang rakyat Iraq saksikan saat ini adalah lebih baik dari
pada sebelumnya (ketika masih di perintah oleh Sadam Hussein).

Tentu saja fatwa ini menimbulkan kemarahan yang amat sangat di kalangan
pejuang Iraq. Ketika para pejuang sibuk mengerahkan segenap daya dan
kekuatan untuk mengusir penjajah dari Iraq, dia malah membuat pernyataan
yang bisa menyurutkan semangat.

Apakah dia lupa, agama di luar Islam saja, seperti pemeluk agama Hindu di
India dan pemeluk agama Budha di Vietnam, para pemukanya menyeru untuk
berjuang dengan segenap kemampuan agar para penjajah bisa di usir dan
keluar dari negeri mereka. (Kiriman: Ibnu Rusli)


best regards
Bambang Muslihat

1 komentar:

Berkomentarlah dengan sopan. Terima kasih.